Sabtu, 22 November 2014



 KISAH KAKAK BERADIK

Diceritakan pada suatu desa terdapat satu keluarga. Terdapat 4 anggota keluarga yaitu seorang bapak yang bernama Pak Karto, seorang ibu yang bernama Jannah, dan dua orang anak yang bernama Jimmy dan Yuti. Walaupun keadaan ekonominya sangat pas-pasan, akan tetapi semua anggota keluarga ini mempunyai akhlak yang baik. Pak Karto adalah seorang kepala keluarga yang sangat tegas dalam memimpin keluarganya, dan Bu Jannah adalah seorang ibu yang sangat bertanggungjawab kepada keluarganya.

                Suatu hari, Jimmy diberi amanah oleh ibunya untuk menjaga Yuti karena ibu dan bapaknya akan pergi ke sawah. Jimmy pun menjalani tugas ibunya tersebut. Dia mengajak adiknya bermain petak umpet “Dik, yuk kita bermain petak umpet!”. “Yuk kak!” jawab adiknya yang memakai baju dan celana pendek berwarna cokleat itu dengan penuh rasa ceria. Lalu mereka berdua bermain petak umpet di ladang depan rumahnya. Karena Jimmy tidak ingin dirinya diketahui oleh adiknya, dia pun bersembunyi di tepi  sungai dekat ladang yang sangat dalam. Ketika Jimmy sedang bersembunyi, tiba-tiba dia melihat ada kotak yang mencurigakan yang terletak di bebatuan sungai. Lalu dia pun menghampiri kotak itu dan berusaha untuk mengambilnya. Jimmy  pun lupa akan pesan ibunya untuk menjaga Yuti. Setelah dia mendapat kotak tersebut, dia membukanya. Akan tetapi isinya hanya barang-barang bekas yang tidak berguna. Jimmy pun akhirnya membuang lagi kotak itu, dan kembali ke ladang tempat dia bermain petak umpet dengan Yuti. Setelah sampai di ladang, Jimmy memanggil Yuti “Yutiii. .! Yutiii..! dimana kamu. . ?”. Tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Jimmy panik dan takut terjadi sesuatu pada adiknya. Dia pun mencari adiknya sampai ke hutan dekat desanya, tetapi dia tak dapat menemukannya. Dia akhirnya pulang kerumah dengan menangis dan berkata pada ibunya “Buk, maafkan Jimmy, Yuti hilang karena kecerobohanku”. Ibunya pun terkejut dan akhirnya sakit jantung ibunya kambuh, dan pingsan. Jimmy panik melihat ibunya yang sedang tergeletak, dia pun menangis dan berkata “Ibuuu . .! Ibu banguuun! Ma’afkan Jimmy ibuu . .!”. Tak selang beberapa lama, Pak Karto datang dari sawah, dia meletakkan capingnya di dinding teras rumahnya, dan duduk di teras rumahnya untuk beristirahat. Lalu Pak Karto mendengar suara tangisan jimmy dari dalam rumah, dan dia pun beranjak masuk kerumah. “Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi?” Pak Karto terkejut melihat istrinya yang tergeletak di lantai. “Bapak, ibu sakitt.” Kata Jimmy dengan menangis. Pak karto pun mengangkat istrinya ke atas tempat tidur. Lalu bertanya pada Jimmy “Jimmy! Kenapa ibumu bisa begini?”. Jimmy menjelaskan semua tentang apa yang sedang terjadi. Pak Karto terkejut dan membentak Jimmy “Bagaimana kamu itu.!? Di suruh jagain adiknya malah main sendiri” kata Pak Karto sambil menjewer kuping Jimmy. Air mata Jimmy pun semakin tak bisa dibendung. Jimmy berlari ke luar rumah sambil menangis. Pak Karto semakin marah, emosi dan rasa panik bercampur dalam diri Pak Karto. Tak lama kemudian, istrinya tersadar. “Ibu? Alhamdulillah” kata Pak Karto. Dia mengambil teh hangat dari meja dekat tempat tidur, dan meminumkan kepada istrinya. Setelah minum teh, istrinya beranjak dari tempat tidur. “Ibu mau kemana?” tanya Pak Karto. “Ibu mau mencari Yuti Pak.” Jawab istrinya. “Jangan buk!, biar bapak sama Jimmy saja nanti yang mencari, ibu masih belum sehat” Kata Pak karto dengan rasa khawatir akan kesehatan istrinya. Karena Jannah berkeinginan kuat untuk mencari Yuti, akhirnya Pak Karto, Jimmy, dan Jannah mencari Yuti dengan bersamaan. Akan tetapi, hingga waktu maghrib tiba, mereka tak kunjung menemukan Yuti. Mereka bertiga pulang kerumah dengan penuh rasa bersedih. “Bapaakk! Kemana anak kita pergi?” Tanya Jannah pada suaminya dengan air mata yang terus mengalir. “Bapak juga tidak tau buk, semoga anak kita baik-baik saja ya buk!” Jawab Pak Karto. “Maafkan Jimmy buk, Jimmy telah ceroboh” kata Jimmy. “Ini gara-gara kamu Jimmy, kamu tak becus mengurus adikmu sendiri.!” Kata Pak Karto dengan hendak menampar Jimmy. “Bapaaak! Jangan Pak,! Jimmy sudah meminta maaf, bapak tidak boleh kasar pada Jimmy!” Ucap Jannah. Setelah berhari-hari mencari Yuti, mereka pun tak dapat menemukan Yuti. Hari-hari yang sepi penuh kesedihan pun dijalani keluarga Pak Karto karena ketiadaan Yuti. Tak henti mereka berdoa kepada Allah, semoga Yuti selalu dalam lindunganNya.

                Sembilan tahun telah berlalu, kini Jimmy telah selesai menjalani pendidikan SMA di suatu sekolah. Meskipun keadaan ekonominya sangat rendah, tapi dia mendapat beasiswa karena kepandaiannya. Maka dari itu, dia berkeinginan hendak melanjutkan pendidikannya ke jenjang selanjutnya, dia ingin berkuliah di universitas yang terkenal. “Buk, Izinkan Jimmy untuk melanjutkan menuntut ilmu” Jimmy memohon kepada ibunya. Lalu ibunya menjawab “Iya nak, ibu selalu mengizinkanmu. Lalu, universitas mana yang akan kau pilih?”. “Jimmy ingin melanjutkan ke universitas Permata Ilmu yang terletak di kabupaten Kudangtua buk” Jawab jimmy. “Bukannya itu sangat jauh nak?” Ibunya terkejut. “Iya buk, apakah ibu tidak mengizinkanku?” kata Jimmy dengan rasa takut akan tidak diizinkan oleh ibunya. “Ibu mengizinkanmu nak, tapi kamu harus jaga diri baik-baik disana! Karena banyak godaan diluar sana!” pesan ibu Jimmy. Tiba-tiba Pak Karto datang dan berkata “Bapak juga mengizinkanmu jimmy! Tapi kamu harus sering-sering kirim surat tentang kabarmu, karena bapak dan ibu pasti akan merindukanmu. Dan ingat! Keselamatanmu berada pada dirimu sendiri”. “Ibuk, Bapak, terimakasih atas izinnya” kata Jimmy dengan perasaan senang. Pada keesokan harinya, Jimmy berangkat ke Kabupaten Kudangtua. Sesampai di universitas yang dia tuju, dia menyetorkan surat-surat persyaratan pendaftaran dan dia mengikuti tes masuk. Dua hari kemudian, Jimmy melihat pengumuman calon mahasiswa yang diterima masuk di universitas itu. Terdapat tulisan “Jimmy Danang Nugroho” pada papan pengumuman, dia pun sangat gembira karena dapat diterima di universitas yang sangat dia harapkan selama ini. Setelah mendapat kepastian bahwa dia dterima di universitas itu, Jimmy pun mencari kost untuk tempat tinggalnya. Terdapat suatu rumah kost yang kecil dan tertulis di depannya “Terima Kost Putra”, lalu Jimmy pun mencoba untuk menemui pemilik rumah kost tersebut. Akhirnya Jimmy bersepakat dengan pemilik kost bahwa dia akan bertempat tinggal di kost tersebut. Dia bertempat tinggal di kost itu bersama teman dekatnya yang bernama Ardi.

                Pada hari minggu pagi, Jimmy diajak Ardi untuk mencari sarapan ke sebuah warung kecil. Dalam perjalanannya, jimmy dan ardi berbincang-bincang dengan asyiknya, dan tiba-tiba terdapat mobil yang melaju kencang dari belakang jimmy dan “Prakkk!!” jimmy tertabrak mobil itu. “Jimmyyy!!” teriak Ardi. Turunlah seorang pengemudi dari mobil tersebut, dan ternyata dia adalah seorang wanita. “Mas, tolong angkat dia ke mobil!” pinta wanita itu pada Ardi dengan penuh kepanikan. Ardi dan dibantu oleh beberapa warga yang melihat, mengangkat  jimmy kedalam mobil wanita itu. Ardi pun ikut masuk dalam mobil itu. “Mbak! Cepat bawa dia ke rumah sakit mbak! Secepatnya mbak!” pinta Ardi pada seorang wanita itu. Sesampai di rumah sakit, Jimmy dibawa ke ruang UGD. Beberapa waktu kemudian, keluarlah seorang dokter dengan mengenakan pakaian putih menghampiri Ardi dan berkata “Anda keluarga Jimmy?”. “Saya temannya dok. Bagaimana keadaan Jimmy, dok?” tanya Ardi. “Mari kita bicarakan di dalam!” ajak dokter pada Ardi. Lalu mereka berdua berjalan menuju ruang dokter.“Ji mmy mengalami patah tulang pada lengannya, sehingga dia harus di operasi. Dan tentunya memerlukan biaya yang besar.” Kata dokter. Lalu Ardi bertanya “Kira-kira berapa dok biayanya?”. “Sekitar 7 Juta” kata dokter. Ardi pun bingung harus mendapatkan uang darimana untuk menyembuhkan sahabatnya. Tetapi tiba-tiba terdengar sesorang yang mengetuk pintu ruang dokter “Tok Tok Tok”. “Masuk!” kata dokter. Dan ternyata dia adalah wanita yang menabrak jimmy. “Silahkan duduk” dokter mempersilahkan wanita itu, dan duduklah wanita itu di samping ardi. “Ada perlu apa mbak?” tanya dokter. “Saya orang yang telah menabrak Jimmy tadi dok.” Kata wanita itu. “Ooh ya, ada yang bisa saya bantu?” tanya dokter. “Saya mau tanya dok, gimana keadaan jimmy?” sang wanita itu bertanya pada dokter. “Jimmy mengalami patah tulang pada lengannya, dan harus menjalani operasi” dokter menjelaskan keadaan Jimmy. “Biaya operasinya berapa dok?” tanya wanita. “Sekitar 7 Juta.” Jawab dokter. “Biar saya saja yang menanggung semua dok.” Sahut wanita itu. Mendengar perkataan itu, Ardi pun lega. Setelah 5 hari opname di rumah sakit, Jimmy kembali ke kostnya ditemani Ardi yang diantar oleh seorang wanita yang dulu menabrak Jimmy. Pada lengan Jimmy terdapat perban karena belum begitu sembuh. Jimmy sengaja tidak mengasih kabar pada  kedua orang tuanya, karena dia takut kedua orangtuanya kaget dan tidak tenang.

                Pada suatu saat, ketika Jimmy sedang kuliah, dia bertemu dengan seorang wanita yang dulu menabraknya, dan wanita itu memanggilnya “Jimmy!”. “Siapa kamu?” tanya jimmy. “Aku yang menabrakmu itu.” Jawab wanita itu. “Ooh” jawab jimmy. “Iya. Maafkan aku ya! Aku nggak sengaja!” Wanita itu meminta maaf pada Jimmy. “Iya, tidak apa-apa kok! Kalau boleh tau, namamu siapa?” kata jimmy pada wanita itu. “oh ya, namaku Nirina” wanita itu pun mengenalkan dirinya pada Jimmy. Sejak saat itu, Nirina sering menemui Jimmy. Dia bahkan juga pernah membawakan roti ke kost Jimmy untuk sarapan. Begitu juga Jimmy, dia juga sering membelikan buku-buku cantik untuk Nirina. Pada hari libur kuliah, Jimmy berjanjian dengan Nirina untuk bertemu di sebuah taman yang indah yang terletak pada dekat alun-alun kotanya. Akhirnya Nirina dan Jimmy pun datang pada tempat itu. Dia bercerita tentang keluarga masing-masing lalu Nirina bertanya pada Jimmy “Saudara Kamu berapa Jim?”. “Ada dua, aku dan adikku, tetapi adikku hilang sejak 9 tahun yang lalu”. Jimmy juga menceritakan bahwa dia pernah kehilangan seorang adik sejak sembilan tahun yang lalu dan sampai sekarang belum juga ditemukan. Nirina merasa prihatin mendengar itu. Setelah berbincang bincang, Jimmy mengambil sekuntum bunga yang indah dan diselipkannya pada rambut Nirina seraya berkata “Rin, aku cinta sama kamu”. Jimmy mengungkapkan perasaannya pada Nirina. “Aku juga cinta sama kamu Jim, entah mengapa semenjak kamu memberikan buku yg cantik itu padaku, buku pemberianmu terasa sangat istimewa bagiku”. Mereka pun menjalin hubungan cinta dengan penuh rasa keindahan.

                Pada saat pesta ulang tahun Nirina, Jimmy menghadiri pesta itu. Dan dia disambut keluarga Nirina dengan penuh keramahan. Tetapi Jimmy sempat terkejut saat dia melihat seorang gadis yang berumur sekitar lima belas tahun yang terdapat tahi lalat pada pipinya. Karena tahi lalat di pipi itu mengingatkan Jimmy dengan adiknya, Yuti. Jimmy bertanya pada Nirina “Siapa gadis itu?”. Lalu nirina menjawab “Itu adik angkatku, namanya Yanti, beberapa tahun yang lalu bapakku menemukan dia sedang tergeletak di depan kantornya. Bapakku kira dia sudah meninggal, tapi ternyata dia masih hidup. Dibawalah dia ke rumah sakit untuk dirawat sementara, karena dia mengalami dehidrasi. Dan setelah sadar, bapakku menanyakan dimana rumahnya, tetapi dia tidak ingat. Mungkin dulu dia diculik penjahat lalu diterlantakan begitu. Sejak saat itu keluargaku mensepakati untuk merawat dia sampai besar”. Jimmy pun terkejut mendengar cerita Nirina. Lalu dia bertanya pada nirina “Apakah di punggungnya ada dua tahi lalat juga?”. Lalu Nirina menjawab “Iya, kok kamu tahu?”. “Itu adik aku yang hilang Rin.” Kata Jimmy dengan penuh keyakinan bahwa itu adalah adiknya. Lalu Jimmy menemui kedua orang tua Nirina dan bertanya tentang saat ditemukannya Yanti sembilan tahun yang lalu. Ibu Nirina menjelaskan tentang semuanya, dan dia juga mengatakan bahwa saat ditemukannya, Yanti mengenakan baju dan celana pendek yang berwarna coklat. Jimmy pun semakin yakin bahwa Yanti adalah adiknya yang hilang. “Maaf buk, adik saya hilang sembilan tahun yang lalu, ciri-ciri adik saya sama persis dengan Yanti, yaitu terdapat tahi lalat pada pipinya, dan juga ada dua tahi lalat pada pundak sebelah kanannya. Waktu dia hilang dia juga mengenakan baju dan celana pendek berwarna coklat.” Jimmy berkata pada ibu Nirina. Lalu ibu Nirina menaggapi “Kalau ciri-ciri itu sama persis dengan Yanti, kami akan mengikhlaskan Yanti pulang pada kedua orang tuanya, tetapi izinkanlah saya menemui orang tuanya terlebih dahulu”. Jimmy pun segera mengirim surat kepada kedua orang tuanya, dia mengabarkan bahwa ada hal yang penting, sehingga Bapak dan Ibu harus menyusul ke Kudangtua. Setelah menerima surat itu, Pak Karto dan Bu Jannah segera berangkat ke Kudangtua. Sesampai di stasiun kereta Kudangtua, mereka di jemput oleh Nirina bersama Jimmy. “Ibuuu! Bapaakk!” teriak Jummy dari kejauhan setelah melihat kedua orang tuanya turun dari kereta. Mereka pun saling berpelukan untuk melepas rindunya. Lalu Jimmy memperkenalkan Nirina pada ibunya “Buk, ini Nirina”. Ibu Jannah pun menjawab “Waah, cantik sekali,.! Saya Jannah nak, ibunya Jimmy, dan ini Pak Karto suami saya”. “Ooh iya buk, saya Nirina” Nirina pun menanggapi dengan berjabat tangan dengan Pak Karto dan Bu Jannah. Setelah melakukan perbincangan untuk melepas rindu dengan orang tuanya, Jimmy pun menceritakan semua hal tentang Yanti. Pak Karto dan Bu Jannah sangat senang mendengar kabar itu. Sesampai dirumah Nirina, Pak Karto dan Bu Jannah menemui kedua orang tua Nirina dan mereka membicarakan baik-baik tentang Yanti. Akhirnya diketahui bahwa  Yanti adalah Yuti anak Pak Karto dan Bu Jannah yang hilang sejak sembilan tahun yang lalu. “Ibuu, Bapaak!” maafkan Yuti yang selama sembilan tahun meninggalkan bapak dan ibu, dan mulai sekarang aku ingin hidup bersama kembali dengan Ibu dan Bapak” Ucap Yuti kepada Bu Jannah dan Pak Karto. Dan Akhirnya Pak Karto, Bu Jannah, Jimmy, dan Yuti pun kembali hidup bersama dengan bahagia. Keluarga Nirina pun juga sangat senang karena Yuti telah bertemu dengan keluarganya.