KISAH KAKAK BERADIK
Diceritakan pada suatu desa terdapat satu keluarga.
Terdapat 4 anggota keluarga yaitu seorang bapak yang bernama Pak Karto, seorang
ibu yang bernama Jannah, dan dua orang anak yang bernama Jimmy dan Yuti.
Walaupun keadaan ekonominya sangat pas-pasan, akan tetapi semua anggota
keluarga ini mempunyai akhlak yang baik. Pak Karto adalah seorang kepala
keluarga yang sangat tegas dalam memimpin keluarganya, dan Bu Jannah adalah
seorang ibu yang sangat bertanggungjawab kepada keluarganya.
Suatu
hari, Jimmy diberi amanah oleh ibunya untuk menjaga Yuti karena ibu dan
bapaknya akan pergi ke sawah. Jimmy pun menjalani tugas ibunya tersebut. Dia
mengajak adiknya bermain petak umpet “Dik, yuk kita bermain petak umpet!”. “Yuk
kak!” jawab adiknya yang memakai baju dan celana pendek berwarna cokleat itu
dengan penuh rasa ceria. Lalu mereka berdua bermain petak umpet di ladang depan
rumahnya. Karena Jimmy tidak ingin dirinya diketahui oleh adiknya, dia pun
bersembunyi di tepi sungai dekat ladang
yang sangat dalam. Ketika Jimmy sedang bersembunyi, tiba-tiba dia melihat ada
kotak yang mencurigakan yang terletak di bebatuan sungai. Lalu dia pun
menghampiri kotak itu dan berusaha untuk mengambilnya. Jimmy pun lupa akan pesan ibunya untuk menjaga
Yuti. Setelah dia mendapat kotak tersebut, dia membukanya. Akan tetapi isinya
hanya barang-barang bekas yang tidak berguna. Jimmy pun akhirnya membuang lagi
kotak itu, dan kembali ke ladang tempat dia bermain petak umpet dengan Yuti.
Setelah sampai di ladang, Jimmy memanggil Yuti “Yutiii. .! Yutiii..! dimana
kamu. . ?”. Tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Jimmy panik dan takut terjadi
sesuatu pada adiknya. Dia pun mencari adiknya sampai ke hutan dekat desanya,
tetapi dia tak dapat menemukannya. Dia akhirnya pulang kerumah dengan menangis
dan berkata pada ibunya “Buk, maafkan Jimmy, Yuti hilang karena kecerobohanku”.
Ibunya pun terkejut dan akhirnya sakit jantung ibunya kambuh, dan pingsan.
Jimmy panik melihat ibunya yang sedang tergeletak, dia pun menangis dan berkata
“Ibuuu . .! Ibu banguuun! Ma’afkan Jimmy ibuu . .!”. Tak selang beberapa lama,
Pak Karto datang dari sawah, dia meletakkan capingnya di dinding teras
rumahnya, dan duduk di teras rumahnya untuk beristirahat. Lalu Pak Karto
mendengar suara tangisan jimmy dari dalam rumah, dan dia pun beranjak masuk
kerumah. “Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi?” Pak Karto terkejut melihat
istrinya yang tergeletak di lantai. “Bapak, ibu sakitt.” Kata Jimmy dengan
menangis. Pak karto pun mengangkat istrinya ke atas tempat tidur. Lalu bertanya
pada Jimmy “Jimmy! Kenapa ibumu bisa begini?”. Jimmy menjelaskan semua tentang
apa yang sedang terjadi. Pak Karto terkejut dan membentak Jimmy “Bagaimana kamu
itu.!? Di suruh jagain adiknya malah main sendiri” kata Pak Karto sambil
menjewer kuping Jimmy. Air mata Jimmy pun semakin tak bisa dibendung. Jimmy
berlari ke luar rumah sambil menangis. Pak Karto semakin marah, emosi dan rasa
panik bercampur dalam diri Pak Karto. Tak lama kemudian, istrinya tersadar.
“Ibu? Alhamdulillah” kata Pak Karto. Dia mengambil teh hangat dari meja dekat
tempat tidur, dan meminumkan kepada istrinya. Setelah minum teh, istrinya
beranjak dari tempat tidur. “Ibu mau kemana?” tanya Pak Karto. “Ibu mau mencari
Yuti Pak.” Jawab istrinya. “Jangan buk!, biar bapak sama Jimmy saja nanti yang
mencari, ibu masih belum sehat” Kata Pak karto dengan rasa khawatir akan
kesehatan istrinya. Karena Jannah berkeinginan kuat untuk mencari Yuti,
akhirnya Pak Karto, Jimmy, dan Jannah mencari Yuti dengan bersamaan. Akan
tetapi, hingga waktu maghrib tiba, mereka tak kunjung menemukan Yuti. Mereka
bertiga pulang kerumah dengan penuh rasa bersedih. “Bapaakk! Kemana anak kita
pergi?” Tanya Jannah pada suaminya dengan air mata yang terus mengalir. “Bapak
juga tidak tau buk, semoga anak kita baik-baik saja ya buk!” Jawab Pak Karto.
“Maafkan Jimmy buk, Jimmy telah ceroboh” kata Jimmy. “Ini gara-gara kamu Jimmy,
kamu tak becus mengurus adikmu sendiri.!” Kata Pak Karto dengan hendak menampar
Jimmy. “Bapaaak! Jangan Pak,! Jimmy sudah meminta maaf, bapak tidak boleh kasar
pada Jimmy!” Ucap Jannah. Setelah berhari-hari mencari Yuti, mereka pun tak
dapat menemukan Yuti. Hari-hari yang sepi penuh kesedihan pun dijalani keluarga
Pak Karto karena ketiadaan Yuti. Tak henti mereka berdoa kepada Allah, semoga
Yuti selalu dalam lindunganNya.
Sembilan
tahun telah berlalu, kini Jimmy telah selesai menjalani pendidikan SMA di suatu
sekolah. Meskipun keadaan ekonominya sangat rendah, tapi dia mendapat beasiswa
karena kepandaiannya. Maka dari itu, dia berkeinginan hendak melanjutkan
pendidikannya ke jenjang selanjutnya, dia ingin berkuliah di universitas yang
terkenal. “Buk, Izinkan Jimmy untuk melanjutkan menuntut ilmu” Jimmy memohon
kepada ibunya. Lalu ibunya menjawab “Iya nak, ibu selalu mengizinkanmu. Lalu,
universitas mana yang akan kau pilih?”. “Jimmy ingin melanjutkan ke universitas
Permata Ilmu yang terletak di kabupaten Kudangtua buk” Jawab jimmy. “Bukannya
itu sangat jauh nak?” Ibunya terkejut. “Iya buk, apakah ibu tidak mengizinkanku?”
kata Jimmy dengan rasa takut akan tidak diizinkan oleh ibunya. “Ibu
mengizinkanmu nak, tapi kamu harus jaga diri baik-baik disana! Karena banyak
godaan diluar sana!” pesan ibu Jimmy. Tiba-tiba Pak Karto datang dan berkata
“Bapak juga mengizinkanmu jimmy! Tapi kamu harus sering-sering kirim surat
tentang kabarmu, karena bapak dan ibu pasti akan merindukanmu. Dan ingat!
Keselamatanmu berada pada dirimu sendiri”. “Ibuk, Bapak, terimakasih atas
izinnya” kata Jimmy dengan perasaan senang. Pada keesokan harinya, Jimmy berangkat
ke Kabupaten Kudangtua. Sesampai di universitas yang dia tuju, dia menyetorkan
surat-surat persyaratan pendaftaran dan dia mengikuti tes masuk. Dua hari
kemudian, Jimmy melihat pengumuman calon mahasiswa yang diterima masuk di
universitas itu. Terdapat tulisan “Jimmy Danang Nugroho” pada papan pengumuman,
dia pun sangat gembira karena dapat diterima di universitas yang sangat dia
harapkan selama ini. Setelah mendapat kepastian bahwa dia dterima di
universitas itu, Jimmy pun mencari kost untuk tempat tinggalnya. Terdapat suatu
rumah kost yang kecil dan tertulis di depannya “Terima Kost Putra”, lalu Jimmy
pun mencoba untuk menemui pemilik rumah kost tersebut. Akhirnya Jimmy
bersepakat dengan pemilik kost bahwa dia akan bertempat tinggal di kost
tersebut. Dia bertempat tinggal di kost itu bersama teman dekatnya yang bernama
Ardi.
Pada
hari minggu pagi, Jimmy diajak Ardi untuk mencari sarapan ke sebuah warung
kecil. Dalam perjalanannya, jimmy dan ardi berbincang-bincang dengan asyiknya,
dan tiba-tiba terdapat mobil yang melaju kencang dari belakang jimmy dan
“Prakkk!!” jimmy tertabrak mobil itu. “Jimmyyy!!” teriak Ardi. Turunlah seorang
pengemudi dari mobil tersebut, dan ternyata dia adalah seorang wanita. “Mas,
tolong angkat dia ke mobil!” pinta wanita itu pada Ardi dengan penuh kepanikan.
Ardi dan dibantu oleh beberapa warga yang melihat, mengangkat jimmy kedalam mobil wanita itu. Ardi pun ikut
masuk dalam mobil itu. “Mbak! Cepat bawa dia ke rumah sakit mbak! Secepatnya
mbak!” pinta Ardi pada seorang wanita itu. Sesampai di rumah sakit, Jimmy
dibawa ke ruang UGD. Beberapa waktu kemudian, keluarlah seorang dokter dengan
mengenakan pakaian putih menghampiri Ardi dan berkata “Anda keluarga Jimmy?”.
“Saya temannya dok. Bagaimana keadaan Jimmy, dok?” tanya Ardi. “Mari kita
bicarakan di dalam!” ajak dokter pada Ardi. Lalu mereka berdua berjalan menuju
ruang dokter.“Ji mmy mengalami patah tulang pada lengannya, sehingga dia harus
di operasi. Dan tentunya memerlukan biaya yang besar.” Kata dokter. Lalu Ardi
bertanya “Kira-kira berapa dok biayanya?”. “Sekitar 7 Juta” kata dokter. Ardi
pun bingung harus mendapatkan uang darimana untuk menyembuhkan sahabatnya.
Tetapi tiba-tiba terdengar sesorang yang mengetuk pintu ruang dokter “Tok Tok
Tok”. “Masuk!” kata dokter. Dan ternyata dia adalah wanita yang menabrak jimmy.
“Silahkan duduk” dokter mempersilahkan wanita itu, dan duduklah wanita itu di
samping ardi. “Ada perlu apa mbak?” tanya dokter. “Saya orang yang telah
menabrak Jimmy tadi dok.” Kata wanita itu. “Ooh ya, ada yang bisa saya bantu?”
tanya dokter. “Saya mau tanya dok, gimana keadaan jimmy?” sang wanita itu
bertanya pada dokter. “Jimmy mengalami patah tulang pada lengannya, dan harus
menjalani operasi” dokter menjelaskan keadaan Jimmy. “Biaya operasinya berapa
dok?” tanya wanita. “Sekitar 7 Juta.” Jawab dokter. “Biar saya saja yang
menanggung semua dok.” Sahut wanita itu. Mendengar perkataan itu, Ardi pun
lega. Setelah 5 hari opname di rumah sakit, Jimmy kembali ke kostnya ditemani
Ardi yang diantar oleh seorang wanita yang dulu menabrak Jimmy. Pada lengan
Jimmy terdapat perban karena belum begitu sembuh. Jimmy sengaja tidak mengasih
kabar pada kedua orang tuanya, karena
dia takut kedua orangtuanya kaget dan tidak tenang.
Pada
suatu saat, ketika Jimmy sedang kuliah, dia bertemu dengan seorang wanita yang
dulu menabraknya, dan wanita itu memanggilnya “Jimmy!”. “Siapa kamu?” tanya
jimmy. “Aku yang menabrakmu itu.” Jawab wanita itu. “Ooh” jawab jimmy. “Iya.
Maafkan aku ya! Aku nggak sengaja!” Wanita itu meminta maaf pada Jimmy. “Iya,
tidak apa-apa kok! Kalau boleh tau, namamu siapa?” kata jimmy pada wanita itu.
“oh ya, namaku Nirina” wanita itu pun mengenalkan dirinya pada Jimmy. Sejak
saat itu, Nirina sering menemui Jimmy. Dia bahkan juga pernah membawakan roti
ke kost Jimmy untuk sarapan. Begitu juga Jimmy, dia juga sering membelikan
buku-buku cantik untuk Nirina. Pada hari libur kuliah, Jimmy berjanjian dengan
Nirina untuk bertemu di sebuah taman yang indah yang terletak pada dekat
alun-alun kotanya. Akhirnya Nirina dan Jimmy pun datang pada tempat itu. Dia
bercerita tentang keluarga masing-masing lalu Nirina bertanya pada Jimmy
“Saudara Kamu berapa Jim?”. “Ada dua, aku dan adikku, tetapi adikku hilang
sejak 9 tahun yang lalu”. Jimmy juga menceritakan bahwa dia pernah kehilangan
seorang adik sejak sembilan tahun yang lalu dan sampai sekarang belum juga
ditemukan. Nirina merasa prihatin mendengar itu. Setelah berbincang bincang,
Jimmy mengambil sekuntum bunga yang indah dan diselipkannya pada rambut Nirina
seraya berkata “Rin, aku cinta sama kamu”. Jimmy mengungkapkan perasaannya pada
Nirina. “Aku juga cinta sama kamu Jim, entah mengapa semenjak kamu memberikan
buku yg cantik itu padaku, buku pemberianmu terasa sangat istimewa bagiku”.
Mereka pun menjalin hubungan cinta dengan penuh rasa keindahan.
Pada
saat pesta ulang tahun Nirina, Jimmy menghadiri pesta itu. Dan dia disambut
keluarga Nirina dengan penuh keramahan. Tetapi Jimmy sempat terkejut saat dia
melihat seorang gadis yang berumur sekitar lima belas tahun yang terdapat tahi
lalat pada pipinya. Karena tahi lalat di pipi itu mengingatkan Jimmy dengan
adiknya, Yuti. Jimmy bertanya pada Nirina “Siapa gadis itu?”. Lalu nirina
menjawab “Itu adik angkatku, namanya Yanti, beberapa tahun yang lalu bapakku menemukan
dia sedang tergeletak di depan kantornya. Bapakku kira dia sudah meninggal,
tapi ternyata dia masih hidup. Dibawalah dia ke rumah sakit untuk dirawat
sementara, karena dia mengalami dehidrasi. Dan setelah sadar, bapakku
menanyakan dimana rumahnya, tetapi dia tidak ingat. Mungkin dulu dia diculik
penjahat lalu diterlantakan begitu. Sejak saat itu keluargaku mensepakati untuk
merawat dia sampai besar”. Jimmy pun terkejut mendengar cerita Nirina. Lalu dia
bertanya pada nirina “Apakah di punggungnya ada dua tahi lalat juga?”. Lalu
Nirina menjawab “Iya, kok kamu tahu?”. “Itu adik aku yang hilang Rin.” Kata
Jimmy dengan penuh keyakinan bahwa itu adalah adiknya. Lalu Jimmy menemui kedua
orang tua Nirina dan bertanya tentang saat ditemukannya Yanti sembilan tahun
yang lalu. Ibu Nirina menjelaskan tentang semuanya, dan dia juga mengatakan
bahwa saat ditemukannya, Yanti mengenakan baju dan celana pendek yang berwarna
coklat. Jimmy pun semakin yakin bahwa Yanti adalah adiknya yang hilang. “Maaf
buk, adik saya hilang sembilan tahun yang lalu, ciri-ciri adik saya sama persis
dengan Yanti, yaitu terdapat tahi lalat pada pipinya, dan juga ada dua tahi
lalat pada pundak sebelah kanannya. Waktu dia hilang dia juga mengenakan baju
dan celana pendek berwarna coklat.” Jimmy berkata pada ibu Nirina. Lalu ibu
Nirina menaggapi “Kalau ciri-ciri itu sama persis dengan Yanti, kami akan
mengikhlaskan Yanti pulang pada kedua orang tuanya, tetapi izinkanlah saya
menemui orang tuanya terlebih dahulu”. Jimmy pun segera mengirim surat kepada
kedua orang tuanya, dia mengabarkan bahwa ada hal yang penting, sehingga Bapak
dan Ibu harus menyusul ke Kudangtua. Setelah menerima surat itu, Pak Karto dan
Bu Jannah segera berangkat ke Kudangtua. Sesampai di stasiun kereta Kudangtua,
mereka di jemput oleh Nirina bersama Jimmy. “Ibuuu! Bapaakk!” teriak Jummy dari
kejauhan setelah melihat kedua orang tuanya turun dari kereta. Mereka pun
saling berpelukan untuk melepas rindunya. Lalu Jimmy memperkenalkan Nirina pada
ibunya “Buk, ini Nirina”. Ibu Jannah pun menjawab “Waah, cantik sekali,.! Saya
Jannah nak, ibunya Jimmy, dan ini Pak Karto suami saya”. “Ooh iya buk, saya
Nirina” Nirina pun menanggapi dengan berjabat tangan dengan Pak Karto dan Bu
Jannah. Setelah melakukan perbincangan untuk melepas rindu dengan orang tuanya,
Jimmy pun menceritakan semua hal tentang Yanti. Pak Karto dan Bu Jannah sangat
senang mendengar kabar itu. Sesampai dirumah Nirina, Pak Karto dan Bu Jannah
menemui kedua orang tua Nirina dan mereka membicarakan baik-baik tentang Yanti.
Akhirnya diketahui bahwa Yanti adalah
Yuti anak Pak Karto dan Bu Jannah yang hilang sejak sembilan tahun yang lalu. “Ibuu,
Bapaak!” maafkan Yuti yang selama sembilan tahun meninggalkan bapak dan ibu,
dan mulai sekarang aku ingin hidup bersama kembali dengan Ibu dan Bapak” Ucap
Yuti kepada Bu Jannah dan Pak Karto. Dan Akhirnya Pak Karto, Bu Jannah, Jimmy,
dan Yuti pun kembali hidup bersama dengan bahagia. Keluarga Nirina pun juga
sangat senang karena Yuti telah bertemu dengan keluarganya.